Apa yang terlintas di benak kamu saat mendengar istilah hygiene industri atau industrial hygiene? Kata “hygiene” di sini mungkin akan membuat banyak orang mengira industrial hygiene berkaitan dengan kebersihan.
GunungSemeru di Jawa Timur mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021), sekitar pukul 15.00 WIB. Hingga Senin, (6/12/2021), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut korban meninggal akibat erupsi Semeru bertambah menjadi 15 orang, sementara 27 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Sebanyak 9 orang dinyatakan tewas usai kericuhan massa yang terjadi dalam konser Travis Scott di Houston, Amerika Serikat pada Jumat (5/11) waktu setempat. Pihak berwenang menyebut korban tewas dalam kejadian ini berusia antara 14-25 tahun.
Pencegahan insiden atau kecelakaan kerja bisa dimulai dari secarik kertas Job Safety Analysis (JSA). Job Safety Analysis (JSA) adalah alat keselamatan yang digunakan untuk mengendalikan bahaya pada pekerjaan atau prosedur tertentu. Tujuan utama dari JSA adalah mencegah insiden atau kecelakaan kerja dengan mengeliminasi bahaya yang ada di sekitar. Intinya, sih, melakukan dan menulis JSA akan membantu ahli K3 dalam mengenali bahaya agar selanjutnya dapat dilakukan tindakan pengendalian untuk mengurangi bahaya tersebut. Dengan begitu, ahli K3 dapat menekan jumlah cedera dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
Kecelakaan kerja adalah mimpi buruk semua orang yang tidak pernah diinginkan, terlebih bagi Ahli K3 sebagai tenaga profesional di bidang kesehatan dan keselamatan kerja.
Fakta dari pasar kerja dalam negeri dan luar negeri menciptakan “demand” tenaga-kerja yang kompeten di setiap bidang,banyak industri dan organisasi yang bertujuan untuk menjamin kualitas dari perusahaan mereka sendiri.
mengurangi kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat pekerjaan.
Prinsip GMP – Good Manufacturing Practice atau GMP adalah sebuah konsep manajemen yang berbentuk prosedur dan cara kerja untuk menghasilkan produk.
Persoalan lingkungan sejak dahulu telah menjadi isu serius yang mengancam kehidupan umat manusia di masa mendatang. Isu pemanasan global, misalnya. Prediksi iklim baru-baru ini dari World Meteorological Organization (WMO) menyebut ada kemungkinan sebesar 90% terjadinya peningkatan suhu mencapai 1,5 °C untuk sementara dalam lima tahun ke depan, di mana setidaknya satu tahun antara 2021-2025 diprediksikan bakal menjadi rekor terpanas, yang akan menggusur 2016 dari peringkat teratas. Mengkhawatirkan, bukan?
