Risiko kecelakaan kerja

5 Risiko Kecelakaan Kerja yang Wajib Diwaspadai

Apakah Rekan-rekan sudah tahu risiko kecelakaan kerja apa saja yang mengintai di tempat kerja?

Kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja, lho. Rekan-rekan sebaiknya paham cara mencegahnya, mulai dari dengan mengetahui apa saja risiko yang mungkin terjadi.

Yuk, ketahui bersama di artikel ini!

Apa Itu Risiko Kecelakaan Kerja?

Risiko kecelakaan kerja adalah kemungkinan terjadinya kejadian yang tidak terduga dan merugikan saat bekerja

Kecelakaan kerja ini bisa menimpa siapa saja, di berbagai jenis pekerjaan, dan dalam kondisi apapun.

Secara garis besar, risiko kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor utama:

1. Tindakan manusia yang tidak aman (unsafe action)

Merujuk perilaku pekerja yang tidak mengikuti prosedur keselamatan kerja, seperti tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), ceroboh, atau tidak terlatih dengan baik.

2. Kondisi lingkungan kerja yang tidak aman (unsafe condition)

Berkaitan dengan keadaan tempat kerja yang berpotensi bahaya, seperti peralatan kerja rusak, tidak ada alat pengaman, pencahayaan buruk, atau kondisi lingkungan yang tidak memenuhi standar keselamatan.

Macam-Macam Risiko Kecelakaan Kerja

1. Terjatuh

Risiko kecelakaan kerja yang terjadi saat pekerja kehilangan keseimbangan dan jatuh ke permukaan yang lebih rendah atau ke permukaan yang sama.

Risiko ini paling sering terjadi di tempat kerja dan dapat menyebabkan cedera serius, bahkan kematian.

Risiko terjatuh bisa dikategorikan menjadi dua jenis utama, yakni:

  1. Terjatuh dari ketinggian. Contohnya, pekerja pemelihara gedung jatuh saat membersihkan jendela di gedung tinggi.
  2. Terjatuh di permukaan yang sama. Contohnya, terjatuh karena lantai yang tidak rata, berlubang, atau rusak.

2. Tertimpa Benda Jatuh

Risiko ini terjadi ketika pekerja terkena benturan atau impak dari benda yang jatuh dari ketinggian. 

Benda jatuh bisa berupa material konstruksi, peralatan kerja, barang penyimpanan, bahkan bagian dari struktur bangunan.

Risiko tertimpa benda jatuh sangat serius karena bisa menyebabkan cedera parah, cacat permanen, atau bahkan kematian.

Beberapa kasus tertimpa benda jatuh yang kerap terjadi di lingkungan kerja, antara lain:

  • Peralatan kerja seperti palu, kunci inggris, bor, atau mesin gerinda jatuh dari ketinggian saat digunakan oleh pekerja konstruksi di atas bangunan;
  • Barang-barang gudang yang disimpan di rak tinggi jatuh menimpa pekerja karena penataannya tidak benar, kelebihan beban, atau rak goyang;
  • Batuan atau tanah longsor dari dinding tambang atau terowongan dan menimpa pekerja tambang di bawahnya.

3. Terjepit atau Terpotong

Terjadi ketika anggota tubuh pekerja terjebak, tertekan, atau terputus oleh mesin, peralatan, benda tajam, atau material kerja.  

Risiko ini bisa terjadi dalam berbagai situasi di tempat kerja, terutama di industri yang menggunakan banyak mesin dan peralatan. 

Contoh kasusnya:

  • Tangan atau jari terjepit di antara rol mesin conveyor, mesin press, mesin milling, atau mesin produksi lainnya yang bergerak;
  • Tangan atau jari terpotong pisau, cutter, atau alat potong tajam lainnya saat digunakan untuk memotong material;
  • Tangan atau kaki terjepit di antara tumpukan material berat seperti kayu, besi, pipa, atau balok beton saat dipindahkan atau disusun;
  • Pekerja terjepit di antara kendaraan dan dinding atau benda lain saat manuver kendaraan di area kerja sempit.

4. Sengatan Listrik

Kecelakaan kerja yang terjadi ketika arus listrik mengalir melalui tubuh. Sengatan listrik ini juga sangat berbahaya karena menyebabkan cedera serius, luka bakar, gangguan organ, bahkan kematian.

Ada dua jenis kontak dengan listrik, yakni kontak langsung dan kontak tidak langsung.

Sesuai namanya, kontak langsung terjadi saat seseorang menyentuh langsung instalasi listrik atau peralatan listrik yang seharusnya bertegangan. 

Contoh situasinya, pekerja menyentuh kabel listrik yang terkelupas isolasinya dan masih bertegangan.

Sementara itu, kontak tidak langsung terjadi ketika seseorang menyentuh bagian konduktif dari peralatan listrik atau instalasi listrik yang seharusnya tidak bertegangan, tapi menjadi bertegangan akibat adanya gangguan atau kerusakan isolasi.

Contoh situasinya, menyentuh rangka mesin atau peralatan industri yang menjadi bertegangan karena kesalahan instalasi atau kerusakan isolasi.

5. Risiko Kebakaran dan Ledakan

Kecelakaan ini akibat pelepasan energi secara tiba-tiba dan tidak terkendali dalam bentuk panas, api, tekanan, dan gelombang kejut. 

Risiko ini kemungkinan besar terjadi di industri kimia, pertambangan, dan pekerjaan lain yang menggunakan bahan bakar atau gas.

Salah satu contoh penyebabnya adalah penyimpanan bahan bakar cair (bensin, solar, minyak tanah), gas mudah terbakar (LPG, LNG, asetilen), atau bahan kimia mudah terbakar (pelarut, cat, perekat) yang tidak sesuai standar keselamatan.

Cara Efektif Menanggulangi Risiko Kecelakaan Kerja

1. Melakukan Identifikasi dan Penilaian Risiko Secara Berkala

Mencakup pengenalan sumber-sumber bahaya yang mungkin ada dalam proses kerja, peralatan, bahan, dan lingkungan kerja.

Selalu nilai risiko terkait setiap bahaya yang teridentifikasi. 

Penilaian risiko membantu menentukan tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Setelah itu, perbarui identifikasi dan penilaian risiko, terutama ketika ada perubahan dalam proses kerja, peralatan, atau lingkungan kerja.

2. Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3)

SMK3 adalah kerangka kerja untuk mengelola risiko K3 di tempat kerja. 

Implementasi SMK3 melibatkan penetapan kebijakan K3, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan mentoring berkelanjutan.

Prosedur dan aturan K3 harus jelas dan terdokumentasi. Pastikan semua karyawan memahami dan mematuhi prosedur ini.

Evaluasi dan perbarui program K3 secara berkala untuk memastikan relevansi dan efektivitasnya dalam menanggulangi risiko kecelakaan kerja.

3. Mengikuti Pelatihan K3

Semua karyawan, baik baru maupun lama, wajib mengikuti pelatihan K3 secara rutin. 

Pelatihan ini penting untuk memahami risiko kerja, prosedur keselamatan, dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang benar.

Untungnya, di Mutiara Mutu Sertifikasi, Rekan-rekan bisa mengikuti pelatihan K3 yang sudah bersertifikasi Kemnaker, BNSP, dan terakreditasi KAN.

Mulai dari pelatihan Ahli K3 Umum, Ahli K3 Spesialis, dan Ahli K3 BNSP, semua bisa di Mutiara Mutu Sertifikasi!

4. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang Benar

APD adalah perlengkapan yang wajib digunakan oleh pekerja untuk melindungi diri dari risiko kecelakaan di tempat kerja.

Sebab itulah, perusahaan wajib memastikan APD yang disediakan tidak hanya sesuai dengan risiko kecelakaan yang dihadapi, tapi juga sudah memenuhi standar keselamatan yang berlaku.

Namun, penyediaan APD saja tidak cukup. Karyawan juga harus mendapatkan pelatihan tentang cara menggunakan, merawat, dan menyimpan APD.

5. Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Secara Rutin

Dalam hal ini, Ahli K3 Umum bertugas mengawasi pemeliharaan seluruh peralatan dan mesin.

Pengawasan ini mencakup pemeriksaan dan pengujian berkala sesuai jadwal pemeliharaan dan memastikan semua peralatan berfungsi dengan baik dan aman digunakan.

Pentingnya Kesadaran K3 di Tempat Kerja

Tahukah Rekan-rekan, hingga Oktober 2024, jumlah kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 356.383 kasus. Angka ini masih tergolong cukup tinggi, lho!

Selain disebabkan risiko kecelakaan kerja, faktor lainnya adalah rendahnya kesadaran K3, baik dari para karyawan maupun manajemen perusahaan.

Oleh sebab itu, pada perayaan bulan K3 nasional 2025, mengangkat tema "Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3)".

Tema ini mengingatkan kembali bahwa kita harus meningkatkan kesadaran K3 dengan meningkatkan kapasitas SDM dan menerapkan SMK3.

Pengembangan SDM ini meliputi peningkatan pengetahuan dan keterampilan pekerja tentang risiko K3 dan cara pencegahannya, pelatihan menggunakan APD, dan membentuk budaya K3 yang positif di tempat kerja. 

Melalui peningkatan kapasitas SDM, harapannya tercipta lingkungan kerja aman dan sehat di seluruh Indonesia dengan budaya K3 yang kuat dan berkelanjutan.

Ingin Lebih Paham Soal K3? Yuk, Join Pelatihan di Mutiara Mutu Sertifikasi!

K3 tidak terbatas tentang mencegah risiko kecelakaan kerja saja, lho. Ada banyak hal lain yang perlu Rekan-rekan ketahui tentang K3.

Tapi, Rekan-rekan tidak perlu bingung, semua informasi K3 yang kamu cari tersedia di artikel-artikel Mutiara Mutu Sertifikasi.

Bahkan, jika Rekan-rekan berminat untuk meningkatkan kompetensi K3 dan mendapatkan sertifikasi dari Kemnaker dan BNSP, Mutiara Mutu Sertifikasi juga menyediakan program pelatihan!

Sebagai lembaga pelatihan K3 (PJK3) terbaik di Indonesia, Mutiara Mutu Sertifikasi (MMS) menawarkan berbagai program pelatihan, di antaranya Ahli K3 Umum, Ahli K3 Spesialis, dan Ahli K3 BNSP.

Pelatihan kami telah membantu 15.000++ alumni tersebar di seluruh Indonesia, dan sebanyak 86% di antaranya, mendapatkan pekerjaan hanya dalam waktu kurang dari 6 bulan setelah lulus, lho!

Sekarang giliran Rekan-rekan! Yuk, daftarkan diri di pelatihan K3 Mutiara Mutu Sertifikasi!

TANYA PELATIHAN

Kami tunggu kehadiran Rekan-rekan di kelas pelatihan, ya!