Apa Pentingnya K3 dalam Pertambangan
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) sangatlah penting dalam pertambangan, bahkan bisa dikatakan lebih krusial dibandingkan dengan industri lain, lho!
Karena risiko dan bahaya di industri pertambangan lebih tinggi dibandingkan industri lainnya.
Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), jumlah kecelakaan tambang di Indonesia antara tahun 2013-2021 adalah 881 kasus. Dari jumlah tersebut, 195 kasus mengakibatkan kematian.
Sebab itu, pelajari pentingnya K3 dalam pertambangan di artikel ini, yuk!
Mengenal Lingkungan Kerja di Pertambangan
Lingkungan kerja di lokasi pertambangan memiliki karakteristik khas dan berbeda dari industri lainnya.
Lokasi tambang kebanyakan berada di daerah terpencil dengan medan yang tidak rata, seperti pegunungan, hutan, atau rawa.
Hal ini menuntut para pekerja untuk beradaptasi dengan kondisi alam yang menantang.
Selain itu, pekerja tambang dihadapkan pada berbagai tantangan dan risiko, antara lain:
- Kondisi cuaca ekstrem, seperti panas terik, hujan lebat, dan angin kencang.
- Aktivitas fisik yang berat, seperti mengangkat beban, mengoperasikan alat berat, dan bekerja di ruang terbatas.
- Risiko kecelakaan kerja, seperti tertimpa runtuhan, terpapar bahan berbahaya, atau terjebak dalam mesin.
- Paparan debu dan bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.
- Kebisingan tinggi, terutama di area operasi alat berat, yang bisa mengganggu pendengaran.
- Jam kerja yang panjang dan shift malam yang menyebabkan kelelahan dan meningkatkan risiko kecelakaan.
- Isolasi dan keterbatasan akses karena rata-rata lokasi tambang berada di daerah terpencil.
Pentingnya K3 dalam Pertambangan
1. Melindungi Kesehatan dan Keselamatan Pekerja
Prioritas utama K3 dalam pertambangan adalah melindungi pekerja dari bahaya yang mengancam jiwa dan kesehatan mereka.
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, lingkungan kerja tambang penuh risiko, seperti ledakan, runtuhan, zat kimia berbahaya, dan debu silika.
Sebab itu, industri pertambangan memerlukan penerapan K3 yang ketat.
Caranya melalui penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), pelatihan keselamatan, dan penerapan prosedur kerja yang aman.
2. Menghindari Kerugian Finansial Perusahaan
Kecelakaan kerja di industri pertambangan berpotensi menimbulkan kerugian finansial bagi perusahaan.
Sebab, perusahaan harus membayar biaya kompensasi bagi pekerja cedera, kerusakan aset dan peralatan, serta terhentinya operasional (downtime) akibat kecelakaan.
Nah, penerapan K3 yang efektif membantu meminimalisir risiko kecelakaan dan kerugian ini.
3. Mematuhi Aturan dan Menghindari Sanksi
Sektor pertambangan diatur oleh regulasi ketat terkait keselamatan dan kesehatan kerja, yakni PP Nomor 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan dan UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Nah, dengan menerapkan K3, perusahaan tidak hanya mematuhi hukum dan terhindar dari sanksi, tapi juga menciptakan budaya kerja yang aman dan efisien.
4. Meminimalisir Kerusakan Lingkungan
Operasional tambang yang tidak mengindahkan aspek keselamatan berpotensi mencemari lingkungan.
Insiden seperti tumpahan bahan kimia atau kebocoran limbah dapat mencemari sumber air dan tanah dan merusak ekosistem.
Penerapan K3 memastikan kegiatan pertambangan dijalankan dengan bertanggung jawab dan meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan.
Bagaimana Penerapan K3 dalam Pertambangan?
1. Identifikasi dan Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Identifikasi dulu semua bahaya yang ada di pertambangan, contohnya kebisingan, radiasi, paparan debu, stress, kelelahan, dan sebagainya.
Selanjutnya, lakukan penilaian risiko, yakni menentukan seberapa besar kemungkinan bahaya tersebut terjadi dan seberapa parah dampaknya terhadap pekerja.
Barulah mengembangkan dan menerapkan langkah-langkah pengendalian risiko berdasarkan hierarki, contoh:
- Eliminasi: Menghilangkan bahaya sepenuhnya, misal mengganti bahan kimia berbahaya dengan yang lebih aman.
- Substitusi: Mengganti proses atau bahan berbahaya dengan yang lebih aman.
- Rekayasa Teknik (Engineering Controls): Mengisolasi pekerja dari bahaya, misal ventilasi, penutup mesin, alat pelindung mesin.
- Pengendalian Administratif: Mengubah cara kerja, misal rotasi pekerjaan, pelatihan, prosedur kerja aman.
- Alat Pelindung Diri (APD): Menyediakan dan memastikan pekerja menggunakan APD yang sesuai, misal helm, sepatu safety, masker, sarung tangan, dan kacamata pelindung.
2. Pelatihan dan Edukasi
Setiap pekerja harus diberikan pemahaman tentang prinsip-prinsip K3, identifikasi bahaya, prosedur kerja aman, dan penggunaan APD.
Pentingnya pemahaman ini terlihat dari hasil sebuah studi yang dimuat dalam Jurnal Tepat Volume 4 Nomor 2 Tahun 2021, yakni program promosi K3 berhasil meningkatkan pemahaman pekerja tambang mengenai K3 dari 30% menjadi 90%.
Selain pelatihan dasar, pelatihan K3 khusus juga sangat diperlukan.
Sebaiknya pelatihan khusus disesuaikan dengan tugas dan area kerja, misalnya pelatihan penanganan bahan peledak, pelatihan bekerja di ketinggian, dan pelatihan confined space.
3. Pengawasan dan Inspeksi
Selanjutnya, perlu pengawasan rutin untuk memantau kepatuhan pekerja terhadap prosedur K3 dan penggunaan APD.
Selain itu, inspeksi berkala terhadap peralatan, mesin, dan area kerja juga wajib dilakukan untuk memastikan kondisinya tetap aman dan layak digunakan.
Nah, untuk mengevaluasi efektivitas sistem manajemen K3, perlu dilakukan audit K3 baik secara internal maupun eksternal.
Tak kalah penting, investigasi kecelakaan harus dilakukan secara menyeluruh terhadap setiap insiden yang terjadi.
Investigasi bertujuan untuk mengidentifikasi akar penyebab kecelakaan dan merumuskan tindakan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
4. Menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3)
Implementasi SMK3 harus mengacu pada standar seperti OHSAS 18001 atau ISO 45001 untuk memastikan K3 dikelola secara sistematis dan berkelanjutan.
Namun, juga harus didukung dengan komitmen manajemen, yang ditunjukkan melalui penyediaan sumber daya, baik dari segi personel, peralatan, maupun anggaran.
Selain itu, partisipasi pekerja secara aktif sangatlah penting dan harus didorong dalam semua aspek K3, mulai dari identifikasi bahaya, penilaian risiko, hingga pengembangan prosedur kerja aman.
Ingin Tahu K3 Pertambangan Lebih Jauh?
Yuk, cari tahu pentingnya K3 dalam Pertambangan di artikel-artikel Mutiara Mutu Sertifikasi (MMS)!
Selain itu, kamu juga bisa ikut pelatihan K3 Umum Kemnaker dan K3 Spesialis POP Pertambangan di MMS, lho!
Mutiara Mutu Sertifikasi adalah lembaga pelatihan K3 (PJK3) ternama dan terbaik di Indonesia yang sudah bersertifikasi Kemnaker, BNSP, dan terakreditasi KAN.
+15.000 alumni sudah mengikuti pelatihan di MMS dan selangkah lebih maju untuk akselerasi karier di bidang K3. Sekarang giliran Rekan-rekan!
#SiapKerjaAman bersama Mutiara Mutu Sertifikasi!