Keselamatan Kerja di Laboratorium Fisika: Prosedur Praktikum
Laboratorium fisika merupakan tempat untuk melakukan berbagai kegiatan percobaan yang melibatkan alat listrik, bahan kimia sederhana, serta peralatan optik dan mekanik. Meskipun terlihat aman, tetap terdapat potensi kecelakaan seperti luka bakar akibat alat pemanas, sengatan listrik, atau pecahan kaca dari peralatan yang jatuh.
Oleh karena itu, setiap pengguna laboratorium perlu memahami dengan baik prosedur keselamatan kerja agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan aman, tertib, dan bebas dari cedera.
Keselamatan Kerja di Laboratorium Fisika
Keselamatan kerja di laboratorium bukan hanya soal memakai jas lab atau kacamata pelindung, tetapi juga tentang disiplin, tanggung jawab, dan kesiapan menghadapi risiko. Dengan memahami langkah-langkah dasar keselamatan, kegiatan praktikum bisa berjalan lancar, aman, dan produktif.
Untuk mendukung hal tersebut, berikut prosedur keselamatan kerja di laboratorium fisika yang wajib diikuti sebelum, selama, dan setelah praktikum berlangsung.
1. Prosedur Umum Sebelum Praktikum
Sebelum kegiatan praktikum dimulai, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan:
a. Pahami Petunjuk Praktikum
Pastikan lembar petunjuk percobaan dipelajari dan dipahami sebelum memasuki laboratorium, karena ketidaktahuan terhadap prosedur sering menjadi penyebab terjadinya kesalahan atau kecelakaan kecil selama praktikum.
b. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Kenakan jas laboratorium, sepatu tertutup, dan kacamata pelindung. Hindari pakaian longgar, perhiasan, atau rambut terurai karena bisa tersangkut alat eksperimen.
c. Kenali Lokasi Peralatan Darurat
Ketahui posisi pemadam api ringan (APAR), kotak P3K, titik kumpul, dan jalur evakuasi. Informasi ini penting untuk bertindak cepat jika terjadi keadaan darurat.
d. Periksa Kondisi Alat
Sebelum digunakan, pastikan alat listrik, kabel, dan konektor tidak rusak atau terkelupas. Laporkan segera kepada asisten laboratorium jika ditemukan masalah.
Baca Juga: Panduan Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
2 . Prosedur Saat Praktikum Berlangsung
Selama kegiatan praktikum, disiplin dan ketelitian menjadi kunci utama. Berikut ada beberapa hal yang wajib diperhatikan selama praktikum:
a. Hindari Kontak Langsung dengan Arus Listrik
Eksperimen fisika sering melibatkan rangkaian listrik atau alat bertegangan tinggi. Pastikan sumber listrik dimatikan saat merangkai atau memodifikasi alat.
b. Jangan Bekerja Sendirian
Selalu lakukan percobaan bersama rekan atau di bawah pengawasan asisten/dosen. Jika terjadi insiden, ada orang yang bisa segera memberi bantuan.
c. Gunakan Alat Sesuai Fungsinya
Setiap alat laboratorium, seperti multimeter, power supply, galvanometer, atau osiloskop, memiliki fungsi dan batas penggunaan. Gunakan sesuai petunjuk agar tidak merusak alat atau membahayakan diri.
d. Hindari Makanan dan Minuman di Area Praktikum
Sisa bahan, serpihan logam, atau uap dari alat pemanas bisa mencemari makanan. Selain tidak higienis, hal ini juga bisa memicu korsleting atau kebakaran kecil.
3. Prosedur Setelah Praktikum
Tahap akhir praktikum sering diabaikan, padahal fase ini penting untuk keselamatan laboratorium. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah melakukan praktikum:
a. Matikan Semua Peralatan
Pastikan semua alat listrik, gas, atau pemanas dalam keadaan mati dan aman. Cabut steker dari stop kontak untuk mencegah korsleting.
b. Bersihkan Area Kerja
Rapikan meja, buang sampah ke tempat yang sesuai, dan kembalikan alat ke posisi semula. Meja praktikum yang bersih mengurangi risiko alat jatuh atau pecah.
c. Laporkan Kerusakan
Jika ada alat yang rusak atau tidak berfungsi, segera laporkan ke teknisi atau dosen pembimbing agar bisa diperbaiki sebelum praktikum berikutnya.
d. Cuci Tangan Setelah Praktikum
Langkah sederhana ini penting untuk mencegah paparan bahan kimia, debu logam, atau residu lain yang bisa menempel di kulit.
Baca Juga: Peluang Karir K3 yang Perlu Diketahui
Penanganan Keadaan Darurat di Laboratorium Fisika
Tujuan utama dari penanganan keadaan darurat adalah meminimalkan risiko cedera, kerusakan alat, dan bahaya lanjutan yang mungkin terjadi selama kegiatan praktikum.
Berikut panduan lengkap mengenai jenis keadaan darurat di laboratorium fisika dan langkah-langkah penanganannya.
1. Kebakaran
- Segera aktifkan alarm darurat atau beri peringatan ke semua orang.
- Matikan sumber listrik/gas bila aman.
- Gunakan APAR (CO₂ atau dry chemical powder) sesuai jenis api.
- Jika api membesar, evakuasi ruangan dan hubungi petugas pemadam.
- Setelah aman, laporkan insiden untuk evaluasi.
2. Sengatan Listrik
- Jangan sentuh korban langsung. Matikan sumber listrik dulu.
- Gunakan benda isolator (kayu/karet) untuk menjauhkan kabel dari korban.
- Cek napas dan denyut nadi, lakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) bila perlu.
- Hubungi tim medis/laboran segera.
- Pastikan alat yang menyebabkan sengatan tidak digunakan kembali.
Baca Juga: 5 Perbedaan HSE dan SHE yang Wajib Diketahui di Dunia K3
3. Pecahan Alat Praktikum
- Jauhi area ledakan atau pecahan.
- Beri pertolongan pertama pada korban (gunakan kotak P3K).
- Gunakan sapu & wadah khusus untuk membersihkan pecahan kaca.
- Laporkan ke asisten laboratorium agar alat diganti/diperbaiki.
4. Paparan Bahan Kimia
- Jika terkena kulit: bilas air mengalir 15 menit.
- Jika terkena mata: gunakan eyewash station.
- Jika terhirup asap/gas: evakuasi ruangan dan buka ventilasi.
- Laporkan ke petugas dan tunggu izin sebelum melanjutkan kegiatan.
5. Evakuasi Darurat
- Ikuti instruksi asisten/koordinator.
- Gunakan jalur evakuasi resmi, jangan panik.
- Menuju titik kumpul (assembly point) dan lakukan absensi.
- Jangan kembali ke ruangan sebelum dinyatakan aman.
Penanganan keadaan darurat di laboratorium fisika membutuhkan kesiapan, ketenangan, dan pengetahuan prosedural dari setiap pengguna laboratorium.
Dengan memahami cara penanganan untuk setiap jenis insiden, risiko terjadinya cedera dapat dikurangi dan keselamatan seluruh pengguna laboratorium dapat lebih terjamin