8 Fungsi Sarung Tangan Safety untuk Keselamatan Kerja
Sebagai lembaga pelatihan K3, Mutiara Mutu Sertifikasi (MMS) selalu menekankan pentingnya penerapan Alat Pelindung Diri (APD) di setiap lingkungan kerja. Salah satu APD yang sering dianggap sepele padahal memiliki peran besar adalah sarung tangan safety.
Dalam artikel ini akan dibahas berbagai fungsi sarung tangan safety yang perlu dipahami agar setiap pekerja dapat memilih dan menggunakannya sesuai jenis pekerjaan dan potensi bahaya di lingkungan kerja.
Fungsi Sarung Tangan Safety
Tangan adalah bagian tubuh yang paling aktif dan paling sering bersentuhan langsung dengan sumber bahaya. Dari pekerjaan ringan seperti pengangkutan material hingga kegiatan berisiko tinggi seperti pengelasan atau perawatan mesin, sarung tangan menjadi pelindung pertama yang menjaga keselamatan pekerja. Berikut 8 fungsi utama sarung tangan safety:
1. Melindungi dari Luka Potong dan Tusukan
Sarung tangan berfungsi sebagai pelindung terhadap benda tajam seperti logam, kaca, atau peralatan berat. Lapisan material yang kuat mencegah kulit tangan terluka akibat goresan, potongan, atau tusukan.
2. Mengurangi Gesekan dan Abrasi
Beberapa jenis pekerjaan mengharuskan tangan terus bergerak dan bersentuhan dengan permukaan kasar, alat berat, atau material keras. Gesekan yang terjadi secara berulang dapat menyebabkan iritasi, luka, bahkan penebalan kulit pada telapak tangan.
Sarung tangan safety dengan bahan tahan abrasi dirancang untuk menghadapi kondisi tersebut. Materialnya mampu melindungi kulit dari keausan sekaligus menjaga kenyamanan saat bekerja dalam durasi panjang.
3. Melindungi dari Suhu Ekstrem
Pekerjaan yang berhubungan dengan suhu tinggi atau rendah memerlukan sarung tangan yang dirancang khusus. Jenis ini melindungi tangan dari luka bakar, paparan panas, maupun suhu dingin ekstrem seperti pada ruang pendingin atau area pengelasan.
Baca Juga: Prinsip Pengendalian Bahaya di Tempat Kerja
4. Melindungi dari Paparan Bahan Kimia
Pekerjaan di laboratorium, pabrik kimia, atau sektor industri tertentu sering melibatkan penggunaan bahan berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi, luka bakar, atau reaksi toksik pada kulit. Sarung tangan safety berperan penting sebagai pelindung utama dari risiko tersebut.
Jenis sarung tangan berbahan neoprene, nitril, atau PVC dirancang untuk menahan penetrasi zat kimia dan melindungi tangan dari paparan langsung terhadap cairan korosif, pelarut, atau bahan beracun.
5. Meningkatkan Daya Cengkeram
Selain melindungi, sarung tangan juga membantu meningkatkan kemampuan menggenggam alat kerja. Fitur anti-selip atau permukaan bertekstur memungkinkan pekerja memegang benda dengan lebih stabil, terutama di lingkungan yang licin.
6. Mengurangi Risiko Kontaminasi
Dalam industri pangan, kesehatan, dan farmasi, sarung tangan mencegah perpindahan kontaminan antara tangan pekerja dan produk yang ditangani. Jenis sarung tangan sekali pakai banyak digunakan untuk menjaga kebersihan dan standar higienitas kerja.
7. Melindungi dari Bahaya Listrik
Pekerjaan yang berhubungan dengan sistem kelistrikan memiliki risiko tinggi terhadap sengatan arus listrik. Untuk mengurangi potensi bahaya tersebut, diperlukan sarung tangan berinsulasi yang dirancang khusus untuk menahan aliran listrik.
Sarung tangan jenis ini terbuat dari bahan karet isolator dengan tingkat ketahanan tertentu sesuai tegangan kerja. Penggunaannya sangat penting bagi teknisi, petugas perawatan, dan operator peralatan listrik agar dapat bekerja dengan aman tanpa risiko tersengat arus saat melakukan instalasi, perbaikan, atau pemeriksaan jaringan listrik.
8. Mendorong Disiplin dan Budaya K3
Pemakaian sarung tangan bukan hanya bentuk perlindungan diri, tetapi juga cerminan kesadaran terhadap pentingnya keselamatan kerja. Tindakan sederhana ini menunjukkan kepatuhan terhadap prosedur yang berlaku dan mencerminkan kedisiplinan dalam menjalankan standar keselamatan.
Konsistensi dalam penggunaan sarung tangan dapat menumbuhkan budaya kerja yang bertanggung jawab dan profesional. Ketika setiap individu memiliki kesadaran yang sama terhadap keselamatan, lingkungan kerja menjadi lebih aman, produktif, dan berorientasi pada pencegahan kecelakaan.
Jenis Sarung Tangan Safety
Setiap tempat kerja memiliki tingkat risiko dan karakter bahaya yang berbeda, mulai dari paparan panas, bahan kimia, hingga ancaman luka fisik. Oleh karena itu, pemilihan sarung tangan safety tidak dapat dilakukan secara umum. Setiap jenis sarung tangan dirancang dengan bahan dan fitur perlindungan yang berbeda sesuai kebutuhan kerja di lapangan.
Memahami fungsi dan spesifikasi setiap jenis sarung tangan menjadi langkah penting untuk memastikan perlindungan tangan tetap optimal tanpa mengurangi kenyamanan dan efektivitas kerja.
Berikut beberapa jenis sarung tangan safety yang umum digunakan di berbagai sektor industri:
1. Sarung Tangan Kulit (Leather Gloves)
Digunakan untuk pekerjaan berat seperti pengelasan, konstruksi, dan manufaktur. Bahan kulit tahan panas, percikan api, dan gesekan serta nyaman digunakan dalam waktu lama.
2. Sarung Tangan Karet atau Latex (Rubber Gloves)
Cocok untuk pekerjaan yang melibatkan air, bahan kimia ringan, atau kegiatan laboratorium karena melindungi dari cairan kimia dan kontaminasi biologis.
3. Sarung Tangan Nitril (Nitrile Gloves)
Alternatif dari lateks yang tahan minyak, pelarut, dan bahan kimia tertentu. Banyak digunakan di industri otomotif, farmasi, dan laboratorium karena lebih kuat dan tidak mudah sobek.
4. Sarung Tangan PVC (Polyvinyl Chloride Gloves)
Melindungi tangan dari bahan kimia keras, pelarut, dan cairan berbahaya. Bahan PVC tahan terhadap korosi, minyak, dan air sehingga cocok untuk pekerjaan di bidang pelapisan logam, kimia, dan pembersihan industri.
Baca Juga: Jenis Alat Pelindung Diri Beserta Fungsinya
5. Sarung Tangan Kevlar
Terbuat dari serat sintetis yang tahan panas dan potongan. Umumnya digunakan di industri logam, pertambangan, dan pekerjaan berisiko tinggi dengan paparan benda tajam.
6. Sarung Tangan Anti Listrik (Electrical Insulating Gloves)
Dibuat dari bahan isolator yang mampu menahan aliran arus listrik. Wajib digunakan oleh teknisi dan petugas yang bekerja dengan instalasi atau peralatan bertegangan tinggi.
7. Sarung Tangan Anti Panas dan Dingin (Thermal Gloves)
Dirancang untuk melindungi tangan dari suhu ekstrem. Banyak digunakan di dapur industri, pengecoran logam, dan ruang penyimpanan beku agar tangan tetap aman dan nyaman selama bekerja.
Baca Juga: Cara Mengelola Alat Pelindung Diri (APD) di Tempat Kerja
Tips Memilih Sarung Tangan Safety yang Tepat
Pemilihan sarung tangan safety merupakan langkah penting dalam memastikan keselamatan di tempat kerja. Setiap jenis pekerjaan memiliki potensi bahaya yang berbeda, sehingga bahan, ketebalan, dan desain sarung tangan harus disesuaikan dengan kebutuhan perlindungan di lapangan.
Berikut beberapa tips yang dapat dijadikan panduan dalam memilih sarung tangan safety agar perlindungan yang diberikan benar-benar optimal.
1. Kenali Risiko di Tempat Kerja
Setiap pekerjaan memiliki bahaya berbeda seperti panas, bahan kimia, benda tajam, atau listrik.
2. Pilih Bahan yang Tepat
Gunakan bahan kulit untuk panas, nitril untuk bahan kimia dan minyak, serta karet untuk pekerjaan basah.
3. Sesuaikan Ketebalan dan Kelenturan
Pilih sarung tangan yang tidak terlalu tebal agar tetap aman dan mudah digunakan.
4. Gunakan Ukuran yang Pas
Pastikan sarung tangan tidak longgar atau terlalu ketat agar nyaman dan efektif melindungi.
5. Perhatikan Cengkeraman
Pilih sarung tangan dengan permukaan yang tidak licin agar alat kerja tidak mudah terlepas.
6. Pilih Produk Bersertifikat
Gunakan sarung tangan yang memiliki standar keselamatan seperti SNI atau EN.
7. Periksa Kondisinya Sebelum Digunakan
Pastikan tidak ada sobekan atau kerusakan agar perlindungan tetap optimal.
Pemilihan sarung tangan safety yang sesuai bukan sekadar memperhatikan kenyamanan saat bekerja, tetapi merupakan bagian dari upaya menjaga keselamatan jangka panjang. Sarung tangan yang tepat mampu memberikan perlindungan optimal terhadap risiko di lapangan sekaligus mendukung penerapan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang konsisten.
Dengan memahami potensi bahaya dan memilih perlindungan yang sesuai, lingkungan kerja dapat menjadi lebih aman, produktif, dan berkelanjutan.
