10 Tugas HSE Officer Menurut Standar Keselamatan Kerja
Melalui penerapan Sistem Manajemen K3 yang terencana dan berkelanjutan, HSE Officer berperan tidak hanya sebagai pengawas, tetapi juga sebagai pembimbing dan penggerak dalam membangun budaya keselamatan di tempat kerja.
Artikel ini membahas 10 tugas utama HSE Officer sesuai dengan standar keselamatan kerja nasional dan internasional, serta memberikan panduan mengenai cara menjadi HSE Officer profesional bagi individu yang ingin berkarier di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
Tugas HSE Officer Menurut Standar Keselamatan Kerja
Berikut ini adalah 10 tugas utama seorang HSE Officer menurut standar keselamatan kerja yang berlaku di Indonesia maupun internasional.
1. Melakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
HSE Officer memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi berbagai potensi bahaya di tempat kerja serta melakukan penilaian terhadap tingkat risiko yang mungkin terjadi. Proses ini dilakukan melalui observasi langsung di lapangan, diskusi dengan pekerja, dan analisis terhadap setiap tahapan aktivitas kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau gangguan keselamatan.
Langkah tersebut bertujuan memastikan setiap risiko dapat dikendalikan secara efektif sebelum menimbulkan dampak terhadap keselamatan karyawan maupun operasional perusahaan.
2. Menyusun dan Memelihara Kebijakan K3L
Setiap perusahaan perlu memiliki kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) yang komprehensif.
HSE Officer bertanggung jawab untuk menyusun, memperbarui, dan memastikan kebijakan tersebut dijalankan sesuai dengan standar nasional dan internasional seperti ISO 45001 dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018.
3. Melaksanakan Inspeksi dan Audit K3
HSE Officer wajib melakukan inspeksi lapangan dan audit internal K3 secara berkala untuk memastikan seluruh aktivitas operasional berjalan sesuai dengan standar keselamatan kerja yang berlaku.
Setiap temuan dari hasil inspeksi perlu dicatat dan disusun secara sistematis, kemudian disampaikan kepada manajemen sebagai dasar pelaksanaan tindakan perbaikan dan pencegahan agar potensi risiko serupa tidak terulang di masa mendatang.
Baca Juga: Perbedaan HSE dengan QHSE
4. Mengkoordinasikan Investigasi Insiden dan Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan kerja atau hampir terjadi kecelakaan, HSE Officer berkewajiban melakukan investigasi secara menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab utama dari kejadian tersebut dan merumuskan langkah perbaikan yang tepat.
Hasil investigasi harus disusun dalam bentuk laporan yang terstruktur dan digunakan sebagai dasar bagi perusahaan dalam mengambil tindakan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
5. Memberikan Pelatihan dan Edukasi K3
HSE Officer memiliki peran penting dalam menyelenggarakan pelatihan keselamatan kerja serta kegiatan penyuluhan rutin yang berkaitan dengan penerapan prosedur kerja aman.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran seluruh pekerja terhadap pentingnya budaya keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan perusahaan.
6. Memastikan Kepatuhan Penggunaan APD dan Peralatan Kerja
HSE Officer memastikan setiap pekerja disiplin menggunakan APD sesuai standar serta memantau kondisi peralatan kerja agar selalu aman dan siap pakai.
Langkah ini penting untuk mencegah potensi kecelakaan kerja dan memastikan kelancaran operasional di lapangan.
7. Menyusun dan Melaporkan Data Kinerja K3
Seorang HSE Officer harus memiliki kemampuan analitis dalam menyusun laporan terkait kinerja K3 perusahaan, seperti data kecelakaan kerja, tingkat absensi akibat cedera, serta hasil audit dan inspeksi.
Laporan tersebut menjadi dasar evaluasi dan pengambilan keputusan bagi manajemen dalam peningkatan sistem K3 secara berkelanjutan.
8. Mengawasi Pelaksanaan K3 oleh Kontraktor dan Pihak Ketiga
Dalam proyek yang melibatkan pihak ketiga, HSE Officer memiliki tanggung jawab untuk memastikan seluruh kontraktor dan vendor mematuhi standar K3 perusahaan.
Pengawasan dilakukan melalui proses seleksi, induksi, pemantauan kegiatan, serta evaluasi kinerja kontraktor dari aspek keselamatan kerja.
9. Menyusun Rencana dan Koordinasi Tanggap Darurat
Sebagai penggerak utama di bidang keselamatan, HSE Officer menyiapkan rencana tanggap darurat yang mencakup pembentukan tim respons, pelatihan evakuasi, simulasi kebakaran, dan kesiapan peralatan first aid.
Tujuannya adalah memastikan seluruh tenaga kerja siap bertindak cepat dan tepat ketika keadaan darurat terjadi.
10. Mendorong Peningkatan Berkelanjutan Sistem K3L
Sebagai elemen penting dalam sistem manajemen keselamatan, HSE Officer memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan evaluasi dan peningkatan berkelanjutan terhadap penerapan K3L di perusahaan.
Upaya ini meliputi pengembangan program kampanye keselamatan, optimalisasi sistem pelaporan berbasis digital, serta penerapan inovasi yang dapat meningkatkan partisipasi dan kesadaran seluruh karyawan dalam menjalankan budaya keselamatan kerja.
Cara Menjadi HSE Officer Profesional
Dalam era industri yang semakin kompleks, profesi HSE Officer (Health, Safety & Environment Officer) menjadi salah satu peran krusial dalam menjaga keselamatan kerja dan lingkungan di perusahaan. Berikut langkah-langkah untuk menjadi HSE Officer profesional.
1. Menetapkan Latar Belakang Pendidikan yang Relevan
Calon HSE Officer idealnya memiliki pendidikan minimal D3 atau S1 di bidang Teknik, Kesehatan Masyarakat, atau Lingkungan.
Latar belakang ini menjadi fondasi penting untuk memahami konsep keselamatan kerja, analisis risiko, serta penerapan sistem manajemen K3 di berbagai sektor industri.
2. Mengikuti Pelatihan dan Sertifikasi Resmi
Langkah berikutnya adalah mengikuti pelatihan resmi bersertifikat, seperti:
- Ahli K3 Umum (AK3U) – Kemnaker RI
- Pelatihan HSE BNSP
- Program pendukung seperti Fire Safety, First Aid, dan Auditor SMK3.
Lembaga pelatihan resmi seperti PT Mutiara Mutu Sertifikasi (MMS) telah berlisensi PJK3 Kemnaker RI dan terverifikasi LSP BNSP, sehingga sertifikatnya diakui secara nasional maupun internasional.
3. Memahami Regulasi dan Standar K3
Seorang HSE Officer harus memiliki pemahaman mendalam mengenai peraturan dan standar keselamatan kerja, seperti UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, PP No. 50 Tahun 2012 tentang SMK3, serta ISO 45001:2018 sebagai acuan internasional.
HSE Officer yang memahami dasar hukum akan mampu mengintegrasikan peraturan tersebut ke dalam sistem manajemen K3 yang berkelanjutan dan sesuai dengan tuntutan industri modern.
4. Mengembangkan Keterampilan Teknis dan Soft Skill
Selain kemampuan teknis seperti risk assessment dan audit K3, seorang HSE Officer juga perlu memiliki soft skill seperti komunikasi, kepemimpinan, dan analisis yang kuat dalam menghadapi berbagai situasi kerja.
5. Membangun Pengalaman dan Jaringan Profesional
Calon HSE Officer disarankan untuk mengembangkan pengalaman melalui keterlibatan langsung dalam kegiatan lapangan, program magang, atau peran pendukung di bidang keselamatan kerja.
Partisipasi aktif dalam komunitas dan asosiasi HSE juga berperan penting dalam membangun jaringan profesional serta memperluas wawasan industri.
Kesimpulan
HSE Officer berperan sebagai penggerak utama dalam penerapan budaya kerja yang aman dan berkelanjutan. Profesi ini membutuhkan pengetahuan teknis yang kuat disertai dengan tanggung jawab moral untuk memastikan setiap individu dan lingkungan kerja terlindungi secara menyeluruh.
Melalui program pelatihan bersertifikat resmi seperti Ahli K3 Umum Kemnaker RI, Auditor SMK3, dan Higiene Industri Muda (HIMU), PT Mutiara Mutu Sertifikasi (MMS) berkontribusi dalam meningkatkan kompetensi tenaga kerja di bidang K3. Pelatihan ini dirancang untuk mencetak HSE Officer yang profesional, berdaya saing, serta diakui secara nasional maupun regional.
