perbedaan tkpk dan tkbt

Pengertian dan Perbedaan Fungsi TKPK dan TKBT

Rekan-rekan MMS, Keselamatan dan kesehatan kerja di sektor konstruksi adalah salah satu aspek terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan maupun pekerja. Terutama bagi pekerjaan yang melibatkan ketinggian, pengaturan dan klasifikasi pekerja sangat penting untuk memastikan standar keselamatan dan kemampuan kerja terpenuhi.

Dalam hal ini, dua istilah yang sering muncul adalah TKPK (Tenaga Kerja Pada Ketinggian) dan TKBT (Tenaga Kerja Bangunan Tinggi). Meskipun terdengar serupa, keduanya memiliki perbedaan mendasar baik dari segi pengertian, fungsi, maupun tanggung jawab di lapangan.

Pengertian TKPK (Tenaga Kerja Pada Ketinggian)

TKPK adalah pekerja yang bekerja di lokasi atau posisi dengan ketinggian tertentu yang memiliki risiko jatuh atau kecelakaan akibat ketinggian. Berdasarkan peraturan keselamatan kerja, tenaga kerja yang dikategorikan sebagai TKPK biasanya harus bekerja di ketinggian lebih dari 1,8 meter di atas permukaan tanah atau lantai kerja. Pekerjaan yang melibatkan TKPK termasuk:

  • Pemasangan dan pemeliharaan struktur di ketinggian
  • Pekerjaan di atap
  • Pemasangan kabel atau jembatan gantung
  • Pemasangan atau perawatan menara telekomunikasi

TKPK harus memiliki keahlian khusus terkait penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti harness, tali pengaman, dan sistem kerja yang aman di ketinggian. Selain itu, mereka diwajibkan mengikuti pelatihan keselamatan kerja untuk ketinggian yang biasanya difasilitasi oleh lembaga pelatihan bersertifikasi.

Pengertian TKBT (Tenaga Kerja Bangunan Tinggi)

TKBT adalah tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi bangunan bertingkat atau struktur tinggi. Fokus utama dari TKBT adalah pembangunan dan perawatan struktur bangunan tinggi seperti gedung pencakar langit, apartemen bertingkat, atau infrastruktur besar lainnya. TKBT terlibat langsung dalam berbagai tahap konstruksi, mulai dari pembangunan pondasi, pemasangan balok, hingga pekerjaan finishing di bagian luar bangunan bertingkat.

 

TKBT membutuhkan keahlian khusus dalam memahami struktur bangunan tinggi dan standar keselamatan yang berlaku di lingkungan bangunan bertingkat. Selain risiko jatuh dari ketinggian, TKBT juga menghadapi risiko lain seperti kecelakaan karena alat berat atau peralatan konstruksi.

Perbedaan Fungsi TKPK dan TKBT

Meskipun kedua jenis pekerja ini beroperasi di ketinggian, ada perbedaan mendasar dalam fungsi dan tanggung jawab mereka:

  1. Jenis Pekerjaan
    • TKPK bekerja pada berbagai tugas di ketinggian yang tidak terbatas pada bangunan tinggi. Mereka bisa bekerja di menara telekomunikasi, jembatan, atau lokasi konstruksi lain yang memiliki risiko jatuh dari ketinggian.
    • TKBT fokus pada pekerjaan konstruksi bangunan bertingkat atau struktur tinggi. Mereka terlibat dalam pembangunan fisik gedung-gedung tinggi.
  2. Ruang Lingkup Pekerjaan
    • TKPK lebih luas dalam hal ruang lingkup, karena mereka dapat bekerja di berbagai lokasi yang melibatkan ketinggian, baik di sektor konstruksi maupun di luar sektor konstruksi seperti pemasangan jaringan listrik atau telekomunikasi.
    • TKBT lebih spesifik pada konstruksi bangunan bertingkat tinggi atau pencakar langit.
  3. Risiko Keselamatan
    • TKPK menghadapi risiko jatuh dari ketinggian yang menjadi ancaman utama. Oleh karena itu, mereka harus terlatih dalam penggunaan APD dan sistem kerja aman.
    • TKBT selain menghadapi risiko jatuh, mereka juga menghadapi risiko lain seperti runtuhnya struktur bangunan, kecelakaan dengan alat berat, dan masalah keselamatan lainnya terkait lingkungan konstruksi besar.
  4. Pelatihan dan Sertifikasi
    • TKPK diwajibkan untuk mengikuti pelatihan keselamatan kerja di ketinggian yang bersertifikat dan memahami standar kerja aman di ketinggian.
    • TKBT memerlukan pelatihan yang lebih menyeluruh dalam konstruksi bangunan tinggi, termasuk memahami teknik bangunan, perancah, dan alat berat, selain dari aspek keselamatan kerja di ketinggian.

Pentingnya Sertifikasi dan Pelatihan

Baik TKPK maupun TKBT, keduanya harus memiliki sertifikasi khusus untuk memastikan mereka mampu bekerja dengan aman dan efisien di lingkungan yang penuh risiko. Sertifikasi ini biasanya dikeluarkan oleh lembaga resmi yang telah terakreditasi, seperti Kementerian Ketenagakerjaan atau lembaga pelatihan bersertifikat. Pelatihan tersebut meliputi:

  • Keselamatan kerja di ketinggian: Termasuk penggunaan APD seperti full-body harness, lanyard, helm pelindung, dan sistem pengamanan lainnya.
  • Pengoperasian alat berat: Terutama bagi TKBT yang sering menggunakan crane, scaffolding, dan perancah dalam pekerjaan mereka.
  • Pengenalan bahaya dan mitigasi risiko: Mempelajari cara mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja serta bagaimana melakukan mitigasi risiko untuk meminimalisir kecelakaan.

Perbedaan antara TKPK dan TKBT sangatlah penting untuk dipahami, terutama dalam konteks keselamatan dan spesialisasi pekerjaan. TKPK bekerja di berbagai jenis pekerjaan pada ketinggian, dengan fokus utama pada pencegahan risiko jatuh. Sementara itu, TKBT terlibat dalam konstruksi bangunan bertingkat tinggi, menghadapi risiko yang lebih kompleks dan memerlukan keahlian dalam teknik bangunan. Kedua jenis tenaga kerja ini harus memiliki sertifikasi yang sesuai agar dapat bekerja dengan aman dan mematuhi standar keselamatan yang berlaku.

Memahami perbedaan ini akan membantu perusahaan dan pekerja di industri konstruksi mengelola sumber daya manusia dengan lebih baik serta meningkatkan keselamatan di tempat kerja.