Fungsi Quality Control Pada Industry Manufaktur
Fungsi Quality Control – Dalam sebuah industri manufaktur entah itu pada makanan atau barang siap pakai, ada banyak proses yang dibutuhkan untuk bisa menjadi produk akhir yang sesuai keinginan produsen dan konsumen. Pertama kali semua nya berbentuk bahan baku yang belum terlihat jelas akhirnya bagaimana lalu masuk ke tahap produksi yang memiliki berbagai macam proses sebelum akhirnya siap didistribusikan.
Salah satu proses yang ada didalamnya ialah Quality Control, Pengendalian mutu (Quality Control), atau QC untuk akronimnya, adalah suatu proses yang pada intinya adalah menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi. Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:
- Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas dan kinerja, dan identifikasi catatan.
- Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi.
- Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.
Lingkup kontrol termasuk pada inspeksi produk, di mana setiap produk diperiksa secara visual, dan biasanya pemeriksaan tersebut menggunakan mikroskop stereo untuk mendapatkan detail halus sebelum produk tersebut dijual ke pasar eksternal. Seseorang yang bertugas untuk mengawasi (inspektur) akan diberikan daftar dan deskripsi kecacatan-kecacatan dari produk cacat yang tidak dapat diterima (tidak dapat dirilis), contohnya seperti keretak atau kecacatan permukaan. Kualitas dari output akan beresiko mengalami kecacatan jika salah satu dari tiga aspek tersebut tidak tercukupi (sumber).
Fungsi Quality Control sendiri adalah untuk memastikan bahwa produk / layanan yang disediakan memenuhi persyaratan spesifik dan dapat diandalkan memuaskan dan sehat secara fiskal (berfungsi), mengidentifikasi produk /jasa yang tidak memenuhi spesifikasi perusahaan standar kualifikasi (menghilangkan ketidaksesuaian) dan Masalah yang teridentifikasi oleh QC dilakukan tindakan [tim QC memiliki hak untuk menghentikan produksi sementara potensi masalah tetap ada.
Penekanan QC terletak pada pengujian produk untuk mendapatkan produk yang cacat. Dalam pemilihan produk yang akan diuji, biasanya dilakukan pemilihan produk secara acak (menggunakan teknik sampling). Setelah menguji produk yang cacat, hal tersebut akan dilaporkan kepada manajemen pembuat keputusan apakah produk dapat dirilis atau ditolak. Hal ini dilakukan guna menjamin kualitas dan merupakan upaya untuk meningkatkan dan menstabilkan proses produksi (dan proses-proses lainnya yang terkait) untuk menghindari, atau setidaknya meminimalkan, isu-isu yang mengarah kepada kecacatan-kecacatan di tempat pertama, yaitu pabrik.
Ketika sebuah produk mengalami kecacatan entah itu kecacatan besar atau kecil hal itu menunjukkan fungsi quality control pada perusahaan tersebut belum diterapkan dengan baik dan benar. Perlu sedikit pendalaman terhadap issu ini, yuk ikuti pelatihan Quality Control dalam cakupan Quality Food & Industry Training Series.