Food Safety Jadi Kunci Bisnis F&B Tetap Survive di Masa Pandemi
Food Safety Jadi Kunci Bisnis F7B Tetap Survive di Masa Pandemi
Ungkapan bahwa bisnis makanan dan minuman tidak pernah mati sepertinya memang benar adanya. Meskipun keberadaan pandemi cukup memukul tingkat penjualan para pemilik usaha di sektor ini, namun pertumbuhan bisnis makanan dan minuman di Indonesia justu menunjukan adanya kenaikan yang tentunya diikuti dengan penambahan pelayanan protocol kesehatan untuk menunjang food safety.
Dikutip dari Republika, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) menyebut industri Food & Beverage (F&B) bertumbuh positif 0,22 di tengah ekonomi nasional yang terkuras 5,23 persen pada kuartal II 2020.
Perubahan pola konsumsi masyarakat di masa pandemi yang lebih sering memanfaatkan jasa pengiriman online menuntut sektor F&B untuk menguasai dunia digital agar tetap eksis.
Tidak hanya harus mampu beradaptasi pada teknologi, pandemi juga menuntut sektor ini untuk lebih giat memperhatikan protokol kesehatan dan keamanan makanan untuk menghindari kontaminasi virus dan bakteri pada makanan yang akan disajikan.
Kenapa Food Safety Penting?
Dikutip dari laman resmi World Health Organization(WHO), lebih dari 200 penyakit menyebar lewat makanan. Makanan yang telah terkontaminasi zat kimia, virus, parasit, atau bakteri dapat menyebabkan keracunan akut, kecacatan, penyakit jangka panjang, hingga kematian. Efeknya fatal banget, bukan? Inilah mengapa keamanan dan kebersihan makanan sangat penting diperhatikan, terlebih di masa pandemi.
Nah, tanggung jawab besar inilah yang dipegang sektor F&B. Untuk memenuhi tuntutan itu, sektor F&B perlu serius memperhatikan food safety, baik dari sisi HACCP dan GMP.
Apa itu HACCP dan GMP?
Hazards Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah sistem jaminan mutu yang didasarkan pada pengendalian hazard (bahaya) yang mungkin ditimbulkan pada tahap produksi makanan. Sistem ini bukan berarti akan menjamin keamanan pangan yang zero-risk, namun akan sangat membantu untuk mereduksi risiko bahaya virus atau bakteri yang dapat mengontaminasi makanan.
Penerapan HACCP diperlukan dalam setiap rantai produksi, mulai dari produsen bahan baku pangan, penanganan, pengelolaan, distribusi, hingga pemasaran ke konsumen.
Sementara itu, Good Manufacturing Practice (GMP) merupakan cara berproduksi dengan baik untuk menghasilkan produk berkualitas yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik.
Ringkasnya, GMP merupakan dasar yang harus dibangun sebelum HACCP diterapkan. Kalau kamu kebingungan harus mulai dari mana mempelajari food safety yang kompleks ini, program pelatihan Mutiara Mutu Sertifikasi bisa jadi solusi untuk membantu kamu berkiprah di dunia F&B.
Ikuti pelatihannya di sini.