Muskuloskeletal – Sejumlah penelitian mengatakan bahwa keluhan musculoskeletal menjadi permasalahan Kesehatan Kerja saat ini. Keluhan musculoskeletal ini ditanda dengan gejala-gejala seperti nyeri, lemah otot, kelelahan, mati rasa atau kekakuan otot pada bagian-bagian tubuh. Misalnya nyeri punggung, nyeri pada pergelangan tangan, nyeri pada bagian leher dll. Dampak keluhan yang dirasakan tentunya akan sangat banyak. Beberapa contoh dampak yang dirasakan adalah semakin minimnya atau berkurangnya output produksi, atau terlambatnya jadwal produksi sampai adanya proses pergantiaan karyawan baru dll.
Beberapa faktor risiko seperti individu dan fisik dipercaya memang berpengaruh terhadap terjadinya keluhan MSS. Seseorang yang semakin tua ada kecenderungan akan mengelami keluhan MSS. Hal ini diduga karena kekuatan tulang yang menopang tubuh manusia tidak sekuat saat masih muda (Okunribido, 2016). Faktor lain terkait individu dan fisik misalnya jenis kelamin, Indeks Massa tubuh, aktivitas olahraga, berat beban yang diangkat, durasi kerja dan jenis pekerjaan juga secara ilmiah banyak dikatakan berhubungan dengan MSS ini. Sejumlah peneliti pada pekerja dengan kaitan keluhan musculoskeletal. QEC hanya salah satu contoh tools yang umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur faktor fisik pada pekerja. Namun, sebenarnya di QEC sendiri ada beberapa poin yang menanyakan faktor psikososial seperti stress kerja.
Selama beberapa dekada ini, penelitian para ahli ergonomic mulai berkembang kearah faktor psikososial yang diduga berhubungan dengan keluhan MSS. Faktor psikososial misalnya stress kerja, kecepatan kerja, pekerjaan yang monoton, siklus kerja / istirahat, tuntutan tugas, dukungan sosial dari kolega dan manajemen dan ketidakpastian pekerjaan, masing-masing peneliti mengamati beberapa faktor psikososial yang berhubungan dengan MSS.
Secara umum, mungkin belum banyak tempat kerja yang berfokus pada aspek-aspek piskososial ini. Hal ini dapat kita lihat dalam hazard identification yang dilakukan belum banyak yang berfokus kepada aspek psikososial. Secara umum, identifikasi bahaya yang dilakukan masih kepersoalan yang kasat mata seperti kondisi fisik dari pekerjaan tersebut. Sehingga upaya-upaya dalam meminimalisir risiko yang dilakukan seperti perubahan desain tempat Kerja agar pekerja dapat bekerja dengan nyaman. Namun ternyata persoalaan psikososial ini perlu kita analisis secara mendalam untuk dijadikan bahan dalam melakukan identifikasi bahaya ditempat Kerja. Bisa jadi persoalan psikososial adalah faktor dominan yang dapat mempengaruhi keluhan musculoskeletal pada pekerja ditempat anda bekerja.